5 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar di Jombang Jawa Timur

Kabupaten Jombang adalah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, di tempat inilah Pendiri NU terlahir, Yaitu KH. HASYIM ASY'ARI dan Putranya KH. Abdurrahman Wahid yang telah menjadi Presiden RI ke-4.

Di kabupaten Jombang banyak terdapat pondok pesantren yang telah mendidik Santri Putra Putri dari penjuru Indonesia. Di bawah ini kami telah merangkum daftar pondok pesantren Terbesar dan Terpopuler di Jombang yang masih berkembang sampai sekarang :

1. PONDOK PESANTREN TEBUIRENG

Lokasi : Jl. Irian Jaya No.10, Cukir, Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61471


Pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tahun 1899. Selain materi pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at, dan bahasa Arab, pelajaran umum juga dimasukkan ke dalam struktur kurikulum pengajarannya. Pesantren Tebuireng telah banyak memberikan konstribusi dan sumbangan kepada masyarakat luas baik, terutama dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia.

Seiring dengan perjalanan waktu, santri yang berdatangan menimba ilmu semakin banyak dan beragam. Kenyataan tersebut telah mendorong Pondok Pesantren Tebuireng beberapa kali telah melakukan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan.

Sebagaimana pesantren-pesantren pada zaman pendiriannya, sistem pengajaran awal yang digunakan adalah metode sorogan(santri membaca sendiri materi pelajaran kitab kuning di hadapan guru), serta metode weton atau bandongan atau halqah (kyai membaca kitab dan santri memberi makna). Semua bentuk pengajaran tersebut tidak dibedakan dalam jenjang kelas.

Kenaikan tingkat pendidikan dinyatakan dengan bergantinya kitab yang khatam (selesai) dikaji dan diikuti santri. Materi pelajarannya pun khusus berkisar tentang pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at dan bahasa Arab.

2. PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS

Lokasi : Jl. Kyai Haji Wahab Hasbullah, Tambak Rejo, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61451


Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang merupakan salah satu pondok pesantren dan terbesar di Jawa Timur. Hingga saat ini pondok ini masih bertahan di tengah-tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan formal.

Dengan kultur mandiri, dekat dengan masyarakat, sederhana, dan adaptif, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang terus melakukan pengembangan bersama-sama dengan dinamika dan global, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur kepesantrenan, berpegang pada prinsip al-muhafadhah 'al al -qadim al-shalih wa al-akhdhu bi al-jadid al-ashlah dengan di bawah sinaran prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama'ah ala NU.

Salah satu upaya yang telah dilakukan di tengah-tengah lembaga pendidikan formal, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang hingga saat ini telah membangun 18 unit pendidikan formal mulai dari tingkat pra sekolah sampai dengan perguruan tinggi.

Selain itu, Pondok Pesantren Bahrul Ulum juga menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri adalah Makkah, Syiria, dan Al-Azhar Kairo.

Secara struktural, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Yayasan ini berdiri sejak tahun 1966 melalui Akte Notaris nomor 03 tanggal 06 September 1966 dihadapan notaris Soembono Tjiptowidjojo mantan wakil notaris di Mojokerto.

3. PONDOK PESANTREN MAMBA'UL MA'ARIF DENANYAR

Lokasi : Jl. KH. Bisri Syansuri, Denanyar Selatan, Denanyar, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61419


Ponpes Denanyar dirintis oleh KH Bisri Syansuri (Mbah Bisri) sekitar tahun 1917. Beliau adalah ulama kelahiran Jawa Tengah. Seusai menimba ilmu agama, beliau mendirikan ponpes di desa Denanyar. Pada awalnya ponpes hanya dikhususkan bagi santri putra.

Karena pada saat itu, tidak lazim, ada santri putri mondok di ponpes. Namun, Mbah Bisri akhirnya dengan seizin gurunya mulai membuka ponpes untuk santri putri pada tahun 1921. Selanjutnya, dua tahun kemudian, yaitu mulai tahun 1923, Mbah Bisri membuka sistem pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) Mambaul Huda.

Yang selanjutnya berganti nama menjadi Mambaul Maarif. Mulai saat itu, ponpes Denanyar juga dikenal dengan nama ponpes Mamba’ul Ma’arif.

Sebagai kelanjutan dari sistem pendidikan dasar, maka harus ada pendidikan lanjutan. Maka pada tahun 1925, dibukalah Madrasah Tsanawiyah Putra. Disusul dengan Madrasah Tsanawiyah Putri pada tahun 1958. Kemudian, pada tahun 1962 dibuka Madrasah Aliyah Putra Putri. Akhirnya berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 24 tahun1969, lembaga Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang sebelumnya masih berstatus swasta menjadi negeri, yaitu MTsN dan MAN.

Tetapi sebagai upaya untuk terus meningkatkan pengembangan institusi pendidikan masa kini dan masa depan, maka didirikanlah Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ma’arif (status swasta) tahun 1993. Kemudian Madrasah Aliyah Mambaul Ma’arif (status swasta) pada tahun 2000.

Dengan menggunakan sistem kurikulum terpadu yang mengacu pada kurikulum tetap dan kurikulum pesantren dengan spesifikasi ilmu-ilmu agama, bahasa Arab, bahasa Inggris. Ada juga sekolah kejuruan dengan nama SMK Bisri Syansuri yang mulai dibuka pada tahun 1999.

Disamping itu, Yayasan Mambaul Ma’arif juga mendirikan institusi pendidikan penunjang sebagai peletak tata nilai Islam dalam mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Diantaranya : Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), Madrasah Diniyah serta lembaga Bahasa Arab dan Inggris (LBAI).

4. PONDOK PESANTREN DARUL ULUM PETERONGAN

Lokasi : Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang, Jawa Timur


Pesantren yang dirintis pertama kali oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 ini dengan upaya serta kerja keras sehingga terwujudlah salah satu lembaga pendidikan islam yaitu Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso) yang secara bahasa Darul berarti Gudangsedangkan 'Ulum, jamak dari ilmu yang berarti ilmu-ilmu, sehingga secara garis besar Darul 'Ulum memiliki arti “Gudangnya Ilmu-ilmu”, yang filosofinya tampak jelas dalam nama pondok pesantren tersebut. Sehingga, sampai detik ini Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso) masih dipercaya untuk mengayomi para santri dari penjuru Nusantara kurang lebih sekitar 5000 santri yang menimba ilmu di sana.

Seiring dengan perjalanan waktu, santri yang berdatangan menimba ilmu semakin banyak dan beragam. Kenyataan tersebut telah mendorong Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso) beberapa kali telah melakukan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan.

Sebagaimana pesantren-pesantren pada zaman pendiriannya, sistem pengajaran awal yang digunakan adalah metode sorogan (santri membaca sendiri materi pelajaran kitab kuning di hadapan guru), serta metode weton atau bandonganatau halqah (kyai membaca kitab dan santri memberi makna).

Selain itu Pondok Pesantren Darul Ulum (Rejoso) memiliki unit pendidikan terlengkap di Indonesia. Dari Jenjang Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

5. PONDOK PESANTREN LUHUR NUR HASAN  PERAK

Lokasi : desa Gading Mangu Perak, Jombang, Jawa Timur,


Pondok Pesantren Gading Mangu Perak Jombang adalah salah satu pusat pendidikan agama Islam terbesar di Indonesia, yang menekankan pada pengajaran Al Quran dan Al Hadist serta pembentukan akhlakul karimah generasi muda. Pondok Pesantren ini berada di desa Gading Mangu Perak, Jombang, Jawa Timur, berlokasi 400 meter masuk ke utara Pasar Jeruk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

Pondok Pesantren Gading Mangu saat ini menampung sebanyak 3.500 siswa, terbagi atas 1950 santri putra dan 1.550 santri putri, berasal dari berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia. Dari jumlah santri tersebut sebanyak 1.139 orang bersekolah di SMU Budi Utomo, 917 orang duduk di bangku SMK Budi Utomo dan 806 orang menjadi siswa SMP Budi Utomo.

Gading Mangu mulai beroperasi tahun 1952 dan memiliki fasilitas antara lain gedung asrama putri, gedung asrama putra, aula, wisma tamu, dapur umum dan pusat kegiatan siswa yaitu Masjid Baitul Antiq, diresmikan oleh Bupati Jombang H. Soewoto Adiwibowo tanggal 7 Januari 1997.

Itulah daftar pondok pesantren terbaik dan terbesar di Kabupaten Jombang Jawa Timur.

1 Komentar untuk "5 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar di Jombang Jawa Timur"

  1. Ada kalimat yang keliru yaitu KH Abdurohman Wahid itu cucunya KH Hasyim Asyari bukan putranya , kekeliruan kalimat ini ada di kaliamt pembukaan di tulisan ini, Ngamputen dan terima kasih

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel