Media Asing Sebut Penerbangan Indonesia "Paling Mematikan" Bagi Standar Dunia

Penerbangan Indonesia kembali lagi disoroti dunia setelah kasus jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 terjadi.


Bisnis penerbangan Indonesia tampak menjadi bulan-bulanan media asing kembali.

Dalam beberapa ulasan, media asing melabeli Indonesia memiliki bisnis penerbangan yang mematikan.

Bahkan beberapa di antaranya mengecap 'paling mematikan' bagi standar dunia.

Bersamaan dengan itu, tahun 2021 muncul juga daftar maskapai yang diketahui aman hingga saat ini.

Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 kembali membawa duka bagi tanah air termasuk dunia penerbangan.

Moda transportasi pesawat di Indonesia itu kembali menuai perbincangan global

Indonesia memang diketahui memiliki banyak pengalaman akan kejadian seputar kecelakaan pesawat di udara.

Mulai dari Lion Air, Air Asia, Citilink, hingga banyak lainnya, satu di antaranya yang terbaru Sriwijaya Air SJ182.

Dalam enam tahun terakhir, Sriwijaya telah menjadi daftar kecelakaan pesawat ketiga yang melibatkan maskapai penerbangan di Indonesia.

Sriwijaya SJ182 mengangkut 62 orang penumpang hingga akhirnya terjatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Dikutip dari Reuters via Kontan, terungkap total hingga saat ini ada 697 korban jiwa di Indonesia selama satu dekade terakhir termasuk kecelakaan pesawat militer dan swasta.

Angka ini pun memasukkan Indonesia dalam daftar negara dengan penerbangan 'paling mematikan' di dunia.

Menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan, angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar penerbangan berbahaya di depan Rusia, Iran dan Pakistan.

Dalam artikelnya berjudul Sriwijaya Air crash places Indonesia's aviation safety under fresh spotlight, Reuters memberitakan catatan keselamatan udara Indonesia telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satunya dengan menerima evaluasi yang baik dari badan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2018. 

"Kecelakaan hari Sabtu tidak ada hubungannya dengan MAX, tetapi Boeing sebaiknya memandu Indonesia - yang memiliki catatan keselamatan udara buruk - untuk memulihkan kepercayaan pada industri penerbangannya," kata Shukor Yusof, kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia kepada Reuters.

Pihak berwenang menemukan perekam data penerbangan pesawat Sriwijaya dan perekam suara kokpit pada hari Minggu.

Tetapi para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan faktor-faktor yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat yang berusia hampir 27 tahun itu.

Beberapa media asing menyoroti beberapa penyebab dari adanya kecelakaan aviasi di Indonesia hingga saat ini.

Bloomberg lewat artikel berjudul Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia, membahas soal catatan keamanan penerbangan yang buruk di Indonesia. 

Melansir Bloomberg, pakar asing menilai, ada beberapa penyebab seringnya pesawat di Indonesia jatuh.

Pertama adalah usia pesawat. Menurut data armada di Planespotters.net, usia rata-rata armada Boeing Sriwijaya adalah sekitar 17 tahun.

Faktor kedua adalah cuaca. Mengutip Bloomberg, Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki salah satu insiden badai petir dan sambaran petir tertinggi di mana pun. (Kota Bogor pernah mengalami badai petir selama 322 hari dalam satu tahun pada tahun 1988)

Ketiga, ada juga faktor letusan gunung berapi, yang membuang gumpalan abu ke udara yang dapat tersedot ke mesin jet, sehingga menyebabkannya rusak.

Pada 2019, bandara Bali membatalkan dan mengalihkan sejumlah penerbangan menyusul letusan Gunung Agung, yang memuntahkan abu di selatan pulau. 

Keempat, dengan pemanasan global, kejadian cuaca ekstrim menjadi lebih umum terjadi. Penerbangan Sriwijaya 182 ditunda sekitar satu jam karena kondisi yang memprihatinkan. 


Sumber : https://jatim.tribunnews.com/2021/01/12/penerbangan-indonesia-disorot-dunia-media-asing-mematikan-daftar-maskapai-teraman-2021-muncul

Belum ada Komentar untuk "Media Asing Sebut Penerbangan Indonesia "Paling Mematikan" Bagi Standar Dunia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel