Profil Sejarah Pondok Pesantren Turus Pandeglang

Pondok pesantren Turus Pandeglang merupakan pesantren Salafiyah yang terletak di Jl. Raya  Rangkasbitung km 2,5 Pandeglang, berada di kelurahan Kabayan, kecamatan dan kabupaten Pandeglang, provinsi Banten.

Sejarah awal Pondok Pesantren Turus Pandeglang didirikan oleh K.H.Tb. Moh. Idrus bin H.Tb. Moh. Ma’ruf  pada tanggal 08 Rabi’ul Awwal 1365 H atau 10 Februari 1942 M, terletak di sebelah Tenggara kota Pandeglang. Tepatnya di Jl. Raya  Rangkasbitung km 2,5 Pandeglang, berada di kelurahan Kabayan kecamatan dan kabupaten Pandeglang, provinsi Banten. Pondok Pesantren Turus didirikan diatas tanah wakaf seluas 3,5 Ha dengan bermodalkan beberapa buah gubug dari bahan bambu beratapkan kiray yang dibangun dilembah bukit yang sejuk hawanya.


Nama “Turus” beranjak dari dasar/filosofi yang memiliki beberapa arti bila dikaitkan dengan visi, misi dan tujuan pendirian yang ingin dicapai. Kata Turus berawal dari kata bukit Tursina yang dalam sejarah dianggap sebagai tempat suci (sebagai tempat Nabi Musa menerima wahyu), berada di Mesir bagian Timur di benua Asia. Nama Pondok Pesantren “Turus” juga berasal dari kata “tuturus” adalah sebuah istilah dalam B. Sunda yang berarti “tiang atau tonggak” yang biasanya digunakan untuk menyangga dan tempat merambatkan tanaman kacang panjang atau yang lainnya. Kata ini oleh pendiri digunakan sebagai nama Pondok Pesantren Turus dengan harapan Pesantren yang dipimpinnya mampu meletakan tonggak-tonggak atau dasar-dasar ilmu dan pengamalan ajaran Islam kepada santrinya sebagai penerus genarasi yang akan datang. Juga nama “TURUS” bisa disebut “TERUS” (tidak berhenti) dengan suatu harapan agar para pelanjutnya dapat melangsungkan Pondok Pesantren Turus secara terus menerus tanpa berhenti.


Pondok Pesantren Turus dikelola oleh sebuah yayasan yang mempunyai dasar hukum dengan Akte Notaris Nomor 36 Tanggal 6 Februari 1984, yang telah didaftarkan dalam Daftar Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor 7 Tanggal 20 Februari 1984. Sejak awal berdirinya pada tahun 1942 hingga tahun 1955-an para santri/siswa umumnya berasal dari daerah Banten dan Jawa Barat.
Dengan dikenalnya Pondok Pesantren Turus oleh masyarkat luas, banyak para orang tua yang ingin anaknya menimba ilmu di pondok pesantren ini. Bahkan dari luar kota tak sedikit santri yang berasal dari bebagai daerah, seperti dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, DKI Jakarta dan sebagainya.

Selain menggunakan sistem salafi yaitu sistem pendidikan diniyah pesantren dengan referensi kitab-kitab kuning, Pendiri Ponpes Turus juga terdorong untuk mengembangkan sarana pendidikan dan dakwah yang lebih bermanfaat untuk masyarakat. Sarana tersebut yaitu dengan mendirikan pendidikan formal berupa sistem madrasah/sekolah secara berjenjang, tanpa mengesampingkan sistem salafi yang sudah berjalan.

Pada tahun 1955 mulailah dibangun sebuah gedung belajar secara permanen, seperti asrama santri, kantor dan masjid secara bertahap yang dikerjakan dengan gotong-royong yang melibatkan masyarakat dan santri, mulai dari tahap persiapan hingga pembangunan selesai. Pelaksanaan pembangunan ini hingga sekarang masih terus berlanjut. Sarana bangunan pondok pesantren  yang tersedia saat ini adalah:

12 bangunan asrama.4 bangunan madrasah , 9 bangunan kantor,1 buah bangunan Masjid terdiri dari 2 (dua) lantai. Lantai atas adalah  ruang perpustakaan, ruang belajar dan ruang laboratorium komputer.

Fasilitas Air Bersih dan MCK3 buah kantin.Sepeninggal KH. Tubagus Moh. 'Idrus pada tahun 1975, kepemimpinan Pondok Pesantren dilakukan secara kolektif dipimpin oleh putranya yaitu KH. Tubagus A. Quaisjini 'Idrus yang bertindak selaku pimpinan umum (Mudir), kurang lebih 23 tahun hingga wafatnya pada tahun 1998. Setelah itu, dilanjutkan oleh Haji Tubagus Achmad Sjihabuddin 'Idrus sampai sekarang.

Sedangkan Pengasuh Pondok Pesantren sehari-hari dipercayakan kepada KH. Tubagus Moh. Hasyim bin KH. Tb. Moh. Sholeh dari tahun 1975 sampai dengan wafatnya pada tanggal 8 Juni tahun 2009. Sebagai penggantinya, pengasuhan pondok pesantren dipercayakan kepada KH Tb. Ahmad Taftazani Idrus  yang dibantu oleh para guru dan santri dewasa.

Dalam pengelolaan pesantren di samping terdapat pengasuhan santri, juga telah lama para santri mendapat pembinaan dan bimbingan melalui berbagai kegiatan di luar kegiatan belajar diniyah salafi dan madrasah, termasuk bimbingan tugas-tugas kemasyarakatan. Kegiatan pembinaan dan bimbingan ini dipercayakan kepada KH. Tubagus Dahlani Idrus. Namun demikian, sistem kepengurusan dan manajemen Pondok Pesantren cukup terbuka, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pihak luar keluarga untuk ikut mengelola dan mengembangkan Pondok Pesantren ini.

Seluruh sistem dan jenjang diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran agama khususnya, dengan memadukan kurikulum Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional.

Taman kanak-kanak Islam (Raudhatul Athfal) didirikan pada tahun 1991 yang sudah mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan tertanggal 14 November tahun 2004. Taman kanak-kanak ini didirikan diatas tanah wakaf seluas 504 m2 dengan luas gedung 180m2, yang terbagi atas 3 ruang kelas dan satu ruang guru. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sesuai ketentuan pemerintah yang berlaku.

Terlepas dari system KBK, TK Ponpes Turus ini menitik beratkan siswanya melalui metode penguasaan membaca dan menulis huruf al-Qur’an. Metode pendidikan inilah yang dipandang merupakan keunggulan TK Ponpes Turus, sehing-ga siswa lulusan taman kanak-kanak ini dapat menguasai dan menghafal ayat-ayat al-qur’an.

Madrasah Ibtidaiyah dirintis pada tahun  1957 dengan nama Mabdail Falah (4 tahun) yang kemudian sesuai perkembangan pada tahun 1966 dirubah menjadi (6 tahun). Mengacu pada sistem pendidikan nasional dengan kurikulum berbasis kompetensi dengan menitik beratkan pada pendidikan agama, dimana para siswa dapat menghafal ayat-ayat al-quran beserta tajwidnya dan menghapal hadist-hadist rosul.
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Turus didirikan diatas landasan visi yang jauh kedepan serta misi yang agung dan mulia, yaitu mengentaskan keterbelakangan bangsa dibidang pendidikan serta ikut mensukseskan program pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional.

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Turus dirintis pada tahun 1962 dan mulai  beroprasi secara penuh pada tahun 1974. Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Turus memiliki 6 ruang kelas dan 1 ruang perpustakaan serta 1 ruang kantor.
Sedangkan Madrasah Aliyah Ponpes Turus didirkan pada tahun 1972. Sebelumnya telah berdiri sebuah pendidikan Guru Agama (PGA) yang  didirikan pada tahun 1968. Pada tahun 1981 PGA dihapuskan dan di integrasikan ke dalam  Madrasah Aliyah. Saai ini Madrasah Aliyah menempati sebuah bangunan 3 lantai, terdiri atas 7 ruang kelas, 1 ruang guru dan 1 ruang perpustakaan.

Madrasah Aliyah Ponpes Turus terbagi atas dua jurusan yaitu madrasah aliyah umum (MA) setara SMA dan madrasah aliyah keagamaan (MAK). Pada madrasah aliyah keagamaan ditikberatkan pada penguasaan dan pemahaman kitab-kitab dan hadist-hadist.

Di luar sistem madrasah dan diniyah, para santri dewasa juga mengikuti pengajian yang langsung diberikan oleh pengasuh. Kitab-kitab yang dipelajari antara lain kitab safinah, fathul Qarib, Nihayatuzzen, Kifayatul Akhyar dan Warakat Tijan, Bahyatul Wasail, Qami'ut Tughyan, Jauhar Tauhid dan Kifayatul Awam. Washiyatul Mustafa, Ta'lim Muta'alim, Maraqil Ubudiyah,  Bidayatul Hidayah, Hikam, Mutammimah, Jauhar Maknun dan Alfiyah. Tafsir Jalalain, Tafsir Munir, Arba'in Nawawi, Riyadhus Shalihin dan Adzakarun Nawawi.

 Pengajaran diniyah ini diselenggaran diluar jam sekolah, sesuai dengan jadwal yang telah disusun, yaitu ba’da sholat Shubuh, ba’da ‘Ashar, ba’da Maghrib dan ‘Isya. Metode yang diterapkan dalam penyampaian materi menggunakan pendekatan tutorial (bandongan) dan individual (sorogan).
Selain pendidkan formal juga diselenggarakan pendididkan  informal berupa ekstra kulikuler dalam berbagai kegiatan.

Dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi, para santri juga diperkenalkan untuk memahami dan memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk menunjang hal tersebut Ponpes Turus telah menyediakan sebuah lab komputer yang dapat digunakan para santri untuk mengaksesnya. Diantaranya kemampuan mengoperasikan komputer, beberapa program dan dapat mengakses internet baik dengan jaringan ataupun hotspot yang telah disediakan.

Seiring berjalannya waktu, Ponpes Turus yang telah berusia 67 tahun telah menghasilkan alumni-alumni yang kini telah bekerja dalam berbagai profesi, diantaranya alumnus yang menjadi ustadz/guru, kyai  yang mendirikan dan mengasuh pondok pesantren, pegawai negeri sipil, termasuk polisi dan tentara nasional, wiraswata, paramedis, dan sebagainya. Alumni Ponpes Turus sendiri telah memiliki sebuah perkumpulan dalam suatu ikatan alumni dengan nama Ikatan Keluarga Pesantren Turus (IKAT).

Perkembangan Ponpes Turus tak lepas dari perhatian pemerintah baik dari pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pejabat daerah maupun pusat yang berkunjung ke pesantren untuk memperoleh dukungan dalam berbagai kegiatan program dan kegiatan pembangunan khususnya terkait langsung dengan pendidikan dan kemasyarakatan.

Dalam rangka memenui kewajiban rukun Islam ke 5 pelaksanaan ibadah haji, Ponpes Turus Pandeglang sejak tahun 2004 telah membuka penyenggaraan bimbingan ibadah haji dan umrah.  Bimbingan ibadah haji dan umrah ini tak kurang dari 100 orang calon jemaah haji  setiap tahunnya masuk dalam KBIH Ponpes Turus Pandeglang.

Disamping itu, juga diadakan pengajian umum yang dilaksanakan setiap hari Senin, dan Kamis pagi. Khusus pada hari Kamis pagi, pengajian diadakan secara bergiliran keliling ke kampung-kampung. Dalam hal ini diniatkan agar selalu terpelihara jalinan silaturrahmi antar Pondok Pesantren dengan masyarakat sekitarnya. Dengan pengajian keliling ini, selain menambah wawasan keilmuan (agama Islam), kedua pihak sama-sama merasakan nikmatnya silaturrahim dan jalinan kerja sama.

Materi yang disajikan dalam pengajian-pengajian ini hampir sama saja, hanya ada beberapa tambahan, antara lain; kitab Baiquniyah, Zubad, Syarah Sittin, Tafsir Shawi, Muhaz-zab, Jam'ul Jawami dan Ghayatul Wusul.

Pada akhirnya hingga saat ini Ponpes Turus berusaha menempatkan dirinya sebagai pondok pesantren yang selalu berupaya menyesuaikan dengan perkembangan zaman terkini (modern) yang bernilai positif dengan tanpa meninggalkan tradisi salafi yang harus kita jaga dan  pelihara serta kita kembangkan dengan memadukan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian Pondok Pesantren Turus Pandeglang dipersembahkan untuk anak cucu kita dan generasi yang akan datang yang berlandaskan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Untuk mencapai Pondok Pesantren Turus Pandeglang dapat ditempuh dari 2 (dua) alternatif jurusan. Dari arah Jakarta, dapat ditempuh melalui jalur Serang Timur yang selanjutnya mengikuti arah ke Pandeglang. Dari kota Pandeglang menuju arah Rangkasbitung yang berjarak sekitar 2,5 Km. Sedangkan dari arah Rangkasbitung untuk mencapai Pondok Pesantren Turus Pandeglang dapat ditempuh sekitar 17 km ke arah Pandeglang.

SISTEM PENDIDIKAN

                 Pendidikan Formal

1. Raudhatul Athfal/TK (TKA/TPA) selama 2 tahun,
2. Madrasah Ib-tidaiyah (MI),
3. Madrasah Tsanawiyah (MTs/SLTP),
4. Madrasah Aliyah (MA/SMU),
5. Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK)

Pendidikan Non Formal:

1. Madrasah
2. DiniyahTahfidzul Qur'an

EKSTRAKURIKULER

- Tahfidzul Qur’an
- Kajian Kitab kuning
- Tahlil
- Imamah
- Khitobah
- Muhadlarah (Latihan Pidato/Dakwah)
- Marchingband
- Komputer
- Pramuka
- PMR
- Paskibra
- Senam
- Sepakbola
- Voli
- Basket
- Seni Hadroh
- Kursus B. Arab dan B. Inggris
- Ketrampilan Hidup dan
- Wirausaha

Sumber : http://www.turus.org

Belum ada Komentar untuk "Profil Sejarah Pondok Pesantren Turus Pandeglang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel