Diguyur hujan banjir berwarna hitam berbau busuk di Kudus makin tinggi

 KUDUS JATENG- Genangan banjir berwarna hitam dan berbau busuk di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah siang ini makin tinggi. Meski begitu, warna hitam di air banjir itu sudah mulai berkurang.

"Ketinggian air bervariasi mulai ada 30 cm sampai 145 cm (di Desa Jati Wetan). Intensitas air naik 20 cm," kata Kepala BPBD Kudus Budi Waluyo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/2/2021).



Budi mengatakan ada tiga kecamatan yakni Kecamatan Undaan, Kecamatan Jati, dan Kecamatan Mejobo serta sembilan desa yang terendam banjir. Terparah di Desa Jati Wetan yang mencapai 145 cm, sedangkan daerah lainnya rata-rata bertambah tinggi sekitar 20 cm. Hanya Desa Jatai Wetan yang air banjirnya berwarna hitam dan berbau busuk.


Adapun jumlah terdampak di tiga kecamatan ada 5.324 KK dengan 17.204 jiwa dan 2.873 rumah terendam banjir. Banjir limpasan akibat sungai Wulan dan Lusi (Sungai Juana)," jelasnya.


Sementara itu, pantauan di Desa Jati Wetan, sekitar pukul 11.00 WIB tadi, air warna hitam masih menggenangi permukiman tersebut. Warna hitam tampak mulai memudar.


Sejumlah warga terlihat bermobilitas menggunakan perahu. Warga yang memiliki rumah dua lantai memilih bertahan di rumahnya. Banjir di Desa Jati Wetan ini bahkan meluas hingga ke jalur Pantura yang berada di wilayahnya. Akibatnya lalu lintas padat.


Terpisah, Ketua RT 3/RW 3 Desa Jati Wetan, Munir mengatakan curah hujan tinggi pada hari Sabtu (6/2) kemarin menyebabkan genangan air tak kunjung surut dan justru meninggi. Dia mengatakan curah hujan yang tinggi, membuat warna hitam memudar.


Naik terus cuaca hujan air Sungai Wulan masih tinggi, sehingga airnya tidak bisa dialirkan. Ini mungkin (banjir berwarna hitam) mulai berkurang, karena bercampur curah hujan, tapi sih bau tapi berkurang warnanya," kata Munir saat ditemui di lokasi, siang ini.

Dia menyebut sebagian warganya ada yang bertahan di rumahnya. Namun, sebagian ada juga yang mengungsi di Balai Desa.


"Warga sudah banyak mengungsi di Balai Desa (Jati Wetan), tapi juga masih punya saudara bertahan. Yang rumahnya ada lantai 2 ya bertahan di lantai 2," ujar Munir.


"Harapannya, mungkin dari dinas terkait bisa menindaklanjuti dari keluhan warga. Karena banjir di sini setiap tahun terjadi. Harapannya ada solusi yang konkrit," sambung dia.


Hal senada juga disampaikan Rokhim. Dia mengatakan genangan banjir warna hitam dan berbau ini makin tinggi. Namun, warna hitamnya mulai memudar.

"Ini malahan genangan air tambah lagi, karena tidak bisa membuang air. Kegiatan masyarakat lumpuh total. Air bersih sangat membutuhkan, dikasih tangki belum terisi. Cuman belum ada isinya," kata Rokhim ditemui di lokasi siang ini.



Ini naik kemarin tadi malam, naik 5 cm. Semoga tidak turun hujan. Kalau di jalan raya sekitar 50 cm. Di permukiman ada yang 2 meter," sambung dia.


Dia berharap agar pemerintah daerah memprihatikan nasib warga di Desa Jati Wetan. Apalagi kondisi banjir berwarna hitam dan berbau busuk.


"Cuman bau masih ada. Untuk netral berkurang ketambahan hujan beberapa hari. Warna hitam mulai hari Minggu (31/1) lalu. Keluhan, warga tidak bisa berbuat banyak. Semestinya banjir tahunan. Ini luar biasa, dibanding tahun 2014 ini lebih parah," kata dia.


Sumber: detik.com

Belum ada Komentar untuk "Diguyur hujan banjir berwarna hitam berbau busuk di Kudus makin tinggi "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel