Legenda gunung Kelud yang terbentuk dari pengkhianatan janji Dewi kilisuci



 BLITAR JATIM- Gunung Kelud yang berdiri kokoh di Blitar dan Kediri ternyata menyimpan legenda pilunya percintaan. Menurut cerita rakyat, di kawah Kelud itulah terjadi dan muncul bukti pengkhianatan janji seorang putri raja yang berujung munculnya kutukan.





Usai Gunung Kelud meletus tanggal 19 Maret 2014 lalu, pengunjung penasaran dengan munculnya dua patung di sisi timur Kelud. Tepatnya di areal perhutani Dusun Sukosari Desa Gedangan Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Kedua patung itu adalah patung Lembu Sora dan Jothosuro atau Singaludro. Posisinya berdekatan hanya berjarak sekitar 10 meter di areal perhutani wilayah Gunung Gedang. Mulanya, masyarakat mengira, kedua patung itu sebagai simbol legenda Gunung Kelud.

Pemerhati sejarah dan situs purbakala kelahiran Blitar, Ferry Riyandika mengatakan menurut cerita tutur, kedua tokoh tersebut adalah putra senopati kerajaan Airlangga di Kahuripan. Mereka adalah Joko Lodra dan Singalodra. Mereka dikutuk karena berpenampilan seperti hewan. Singalodra berkepala harimau. Dan Jakalodra berubah menjadi manusia berkepala lembu atau Mahesa. Mereka kemudian pergi ke Kerajaan Daha berganti nama menjadi Jothosuro untuk Singalodra dan Jakalodra menjadi Mahesasuro.

Melihat Kerajaan Doho diperintah ratu cantik bernama Dewi Kilisuci, maka Singoludro atau Jatasuro yang menjadi raja di hutan Lodaya mengutus adiknya Lembusuro atau Mahesasura untuk meminang dewi tersebut.


"Legenda Gunung Kelud itu ada dua versi. Yakni versi Kediri dan Blitar. Tapi pada intinya cerita tutur itu sama. Yakni penghianatan Dewi Kilisuci menolak lamaran Lembusora karena melihatnya sebagai manusia tapi berkepala kerbau," tutur Ferry kepada detikcom, Sabtu (20/3/2021).

Untuk menolak lamaran tersebut, Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud. Yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi. Sumur itu harus selesai dalam satu malam atau ditandai ketika ayam berkokok menjelang pagi.

Dengan kesaktian Jothosuro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah bekerja semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.


Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanya pun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Jothosuro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan.


"Óh yo, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung".


Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan, dan Tulungagung menjadi danau).


Sejarah mencatat, Gunung Kelud mengalami erupsi hebat pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007 dan 2014. Letusan 20 Mei 1991, disebut erupsi terbesar dalam abad 20. Sedikitnya 5.160 orang menjadi korban jiwa akibat letusan gunung Kelud pada tengah malam.

Letusan ini sangat keras sehingga dentumannya terdengar sampai Kalimantan. Hujan batu cukup lebat dan sebagian atap rumah hancur, dan hujan abu mencapai Bali. Kota Blitar, Kediri dan Tulungagung dilaporkan mengalami kehancuran akibat letusan ini.


Sumber: detik.com

Belum ada Komentar untuk "Legenda gunung Kelud yang terbentuk dari pengkhianatan janji Dewi kilisuci"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel