Sejarah dan Asal Usul Terbentuknya Kepulauan Sulawesi, Indonesia

Sulawesi adalah pulau terbesar kesebelas di dunia, meliputi area seluas 174.600 km2(67.413 sq mi). Bagian tengah pulau ini bergunung-gunung dengan permukaan kasar, sehingga semenanjung di Sulawesi pada dasarnya jauh satu sama lain, yang lebih mudah dijangkau melalui laut daripada melalui jalan darat.

Ada tiga teluk yang membagi semenanjung-semenanjung di Sulawesi, dari utara ke selatan, yaitu Teluk Tomini, Tolo dan Bone. Ketiganya memisahkan Semenanjung Minahasa atau Semenanjung Utara, Semenanjung Timur, Semenanjung Tenggara dan Semenanjung Selatan.

Selat Makassar membentang di sepanjang sisi barat pulau ini. Sulawesi dikelilingi oleh Kalimantan di sebelah barat, oleh Filipina di sebelah utara, oleh Maluku di timur, serta oleh Flores dan Timor di selatan.

KEPULAUAN KECIL

Kepulauan Selayar membentuk semenanjung yang membentang ke selatan dari bagian barat daya Sulawesi hingga ke Laut Flores, dan secara administratif merupakan bagian dari Sulawesi Selatan.

Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaudmembentang ke utara dari ujung timur laut Sulawesi, sementara Pulau Buton dan pulau-pulau tetangganya berbatasan dengan semenanjung tenggara.

Kepulauan Togean berada di tengah Teluk Tomini, dan Pulau Peleng serta Kepulauan Banggaimembentuk sebuah gugusan pulau antara Sulawesi dan Maluku. Semua pulau yang disebutkan di atas, dan pulau-pulau yang lebih kecil secara administratif, merupakan bagian dari enam provinsi di Sulawesi.

GEOLOGI

Pulau ini terbentuk melalui lekukan tepi laut dalam yang mengelilinginya hingga wilayah pedalaman berupa pegunungan yang tinggi, dan sebagian besar non-vulkanik. Gunung berapi aktif ditemukan di Semenanjung Minahasa yang berada di utara Sulawesi, dan terus membentang ke utara menuju Kepulauan Sangihe.

Semenanjung utara Sulawesi merupakan tempat bagi beberapa gunung berapi aktif seperti Gunung Lokon, Gunung Awu, Soputan dan Karangetang.

Menurut rekonstruksi lempeng, pulau ini diyakini terbentuk melalui proses tumbukan terran antara Lempeng Asia (yang membentuk semenanjung barat dan barat daya) dan Lempeng Australia (yang membentuk semenanjung tenggara dan Banggai), dengan busur kepulauan yang sebelumnya berada di Samudera Pasifik (dan membentuk semenanjung utara dan timur)

Karena ketidakstabilan riwayat tektoniknya, berbagai sesar terbentuk dan akibatnya pulau ini menjadi rawan gempa bumi.

Sulawesi, berbeda dengan sebagian besar pulau lainnya di wilayah biogeografisWallacea, tidak sepenuhnya memiliki sifat samudera, namun merupakan pulau komposit di pusat zona tabrakan Asia-Australia.

Bagian dari pulau ini sebelumnya menyatu, entah pada batas benua Asia atau Australia sebelum akhirnya terpisah dari benua asalnya melalui proses vikarian. Di sebelah barat, pembukaan Selat Makassarmemisahkan Sulawesi Barat dari Sundalandpada zaman Eosen sekitar 45 juta tahun yang lalu.

Di sebelah timur, pandangan awam tentang tumbukan yang melibatkan beberapa fragmen mikro-benua yang terpisah dari Pulau Nugini dengan batas volkanik aktif di Sulawesi Barat pada waktu yang berbeda sejak zaman Miosen Awalsekitar 20 juta tahun yang lalu, baru-baru ini digantikan oleh hipotesis bahwa fragmen tambahan tersebut merupakan hasil dari tabrakan tunggal yang terjadi pada zaman Miosen antara Sulawesi Barat dengan Titik Sula, yang merupakan ujung barat dari sabuk lipat kuno asal Variskan pada zaman Paleozoikum Akhir.


Pulau Sulawesi merupakan sebuah pulau yang berbentuk huruf K dimana berada ditengah-tengah Indonesia. Letanya sangat strategis karena berada pada 120 derajat bujur timur serta terhampar dari bagian bumi utara sampai selatan. Pulau Sulawesi terdiri dari empat bagian, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara.

ASAL MULA NAMA SULAWESI

Banyak cerita atau versi yang berkembang dimasyarakat tentang asal mula kata atau nama Sulawesi. Nama Pulau yang menyerupai huruf K ini diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa- bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata sula yang berarti nusa (pulau) dan kata mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur.

Namun sebelum menggunakan nama Sulawesi, Pulau tersebut sebelumnya bernama Celebes. Nama celebes digunakan saat kedatangan Bangsa Portugis sekitar abad ke 14-15 masehi yang merupakan bangsa asing pertama yang menggunakan nama Celebes untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan.

Di masa lampau, saat pertama kali rombongan orang yang diperkirakan berasal dari Portugis turun dari perahu dan menghampiri penduduk setempat yang sedang bekerja membuat perahu, Pimpinan rombongan tersebut bertanya: “Apa nama tempat ini?” Penduduk yang tak faham bahasanya hanya bisa mengira-ngira.

Penduduk mengira, Pimpinan rombongan itu menanyakan “benda apa yang sedang dipegang?” Dengan spontan penduduk menjawab “Sele’ bessi” yang artinya engsel besi. Sejak saat itu, pimpinan rombongan mencatat lokasi yang mereka datangi bernama ‘Celebes’.

Dimasa lalu ada Pelaut Portugis yang singgah di Makassar dan Menemui Raja Gowa untuk meminta ijin berlayar sekaligus menanyakan nama daerah ini. Saat Pelaut Portugis itu menghadap kehadapan Raja, Raja tengah membersihkan Sele’nya (Kerisnya).

Di saat itulah Pelaut Portugis bertanya kepada Sang Raja dengan bahasa Portugis bahwa “Daerah ini namanya Apa?” karena Sang Raja tidak mengerti Bahasa Portugis, maka sang Raja hanya Memperkirakan maksud pertanyaan itu. Sang Raja mengira bahwa Pelaut Portugis tersebut menanyakan benda apa yang ada di tangannya, Sang Raja pun menjawab: “Sele’ bessi”.

Sejak saat itulah Pelaut Portugis tsb menamainya ’Sele’ bessi’. Namun karena lidah mereka tak mudah mengucapkan Sele’ bessi, mereka pun menyebutnya CELEBES.

Arti dari kata Celebes itu sendiri sampai saat ini belum diketahui artinya, namun ada beberapa teori yang mengklaim arti dari kata “Celebes” itu adalah sulit untuk dicapai. Karena seperti yang kita ketahui, Pulau Sulawesi dikelilingi arus laut dan air dan sungai yang deras.

Salah satu ekspedisi ilmiah oleh Alfred Russel Wallace yang menyatakan bahwa satu garis pembatas flora dan fauna indonesia,juga pada Ekspedsi Snellius yang mempelajari kenampakan permukaan bawah laut mulai dari sulawesi sampai maluku pada zaman tersebut masih menggunakan nama celebes, nah yang menariknya karena masyarakat waktu itu belum menyadari untuk memberi nama pada wilayah atau tempat yang ditinggalinya,sehingga untuk hal ini celebes menjadi eksonim untuk pulau berbentuk huruf K ini.

Cerita lain tentang asal mula kata atau nama Sulawesi datang dari seorang petualang muslim yang hidup pada 1303-1377 M. Petualang muslim tersebut adalah IBNU BATUTAH. Suatu hari pada masa pengembaraannya, ia tiba disebuah pulau.

Ia melihat Kopra (buah kelapa yang telah dikeringkan) berserakan di sembarang tempat di pulau tersebut. Saat itulah dia menyebutnya ‘Salabas syai‘ yang artinya tersebarlah sesuatu, karena dia belum mengetahui bahwa buah itu adalah buah kelapa.

Dari petualangan seorang petualang Muslim itulah nama SULAWESI berasal, dan sampai sekarang nama itu masih digunakan dipulau yang terkenal dengan Tanah Toraraja & Bunaken ini, yakni Salabesi atau Sulawesi.

SEJARAH SULAWESI

Sejak abad ke-13, akses terhadap barang perdagangan berharga dan sumber mineral besi mulai mengubah pola lama budaya disulawesi, dan ini memungkinkan individu yang ambisius untuk membangun unit politik yang lebih besar. Tidak diketahui mengapa kedua hal tersebut muncul bersama-sama, mungkin salah satu adalah hasil yang lain.

Pada 1400an, sejumlah kerajaan pertanian yang baru telah muncul di barat lembah Cenrana, serta di daerah pantai selatan dan di pantai timur dekat Parepare yang modern.

Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini (yang dipercayai sebagai negara kepulauan karena bentuknya yang mengerut) adalah pelaut Portugis pada tahun 1525, dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang kepulauan memiliki reputasi penghasil.

Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan pabrik di Makassar. Sejak 1660, Belanda berperang melawan Kerajaan Gowa Makasar terutama di bagian pesisir barat yang berkuasa.

Pada tahun 1669, Laksamana Speelman memaksa penguasa, Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian Bongaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda. Belanda dibantu dalam penaklukan mereka oleh panglima perang Bugis Arung Palakka, penguasa kerajaan Bugis Bone.

Belanda membangun benteng di Ujung Pandang, sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan. Perkembangan politik dan budaya tampaknya telah melambat sebagai akibat dari status quo.

Pada tahun 1905 seluruh Sulawesi menjadi bagian dari koloni negara Belanda dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Selama Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling Kapten Belanda membunuh sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan Setelah penyerahan kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950 menjadi tergabung dalam kesatuan Republik Indonesia.

Pada saat kemerdekaan Indonesia, Sulawesi berstatus sebagai provinsi dengan bentuk pemerintahan otonom di bawah pimpinan seorang Gubernur. Provinsi Sulawesi ketika itu beribukota di Makassar, dengan Gubernur DR.G.S.S.J. Ratulangi.

Bentuk sistem pemerintahan provinsi ini merupakan perintis bagi perkembangan selanjutnya, hingga dapat melampaui masa-masa di saat Sulawesi berada dalam Negara Indonesia Timur (NIT) dan kemudian NIT menjadi negara bagian dari negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS).

Saat RIS dibubarkan dan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sulawesi statusnya dipertegas kembali menjadi provinsi. Status Provinsi Sulawesi ini kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1960.

Belum ada Komentar untuk "Sejarah dan Asal Usul Terbentuknya Kepulauan Sulawesi, Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel