119 hektar tanaman padi di Klaten puso terdampak banjir

 KLATEN JATENG - Lahan tanaman padi seluas 119 hektare di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah puso atau gagal panen akibat banjir. Lahan seluas itu ada terdapat di tujuh kecamatan.

"Data sawah puso akibat banjir per tanggal 8 Pebruari 2021 kemarin seluas 119,5 hektare dan ini masih terus didata. Terdiri dari tujuh kecamatan di Klaten," papar kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Klaten, Widiyanti, kepada wartawan Selasa (9/2/2021).



Widiyanti mengatakan lahan yang puso ada di Kecamatan Trucuk, Cawas, Karangdowo, Juwiring, Wedi, Bayat dan Gantiwarno. Lahan yang kebanjiran paling luas ada di Kecamatan Gantiwarno.


"Paling luas di Kecamatan Gantiwarno ada 62 hektare. Di Kecamatan Wedi ada 36 hektare, Cawas ada 10 hektare, Trucuk hanya 6 hektare, di Karangdowo seluas 2,5 hektare, Juwiring ada 2 hektare dan Bayat hanya 1 hektare," jelas Widiyanti.


Sementara dari pendataan, imbuh Widiyanti, luas lahan sawah tergenang total mencapai 1.308 hektare. Penyebabnya yakni curah hujan tinggi dan mengakibatkan tanggul jebol.


"Lahan seluas itu di 10 kecamatan," sambung Widiyanti.


Lahan paling luas terdampak banjir, rinci Widiyanti, ada di Kecamatan Cawas seluas 353 hektare lalu Kecamatan Wedi ada 308 hektare.


"Terluas di Kecamatan Cawas dan Wedi. Sisanya di Kecamatan Karangdowo ada 270 hektare, Trucuk ada 37 hektare, Juwiring seluas 166 Hektare, Gantiwarno 99,5 hektare, Kalikotes 49 hektare, Bayat 12,6 hektare, Jogonalan ada 9 hektare dan Prambanan seluas 4 hektare," sambung Widiyanti.


Padi yang terendam banjir itu, imbuh Widiyanti, umurnya bervariasi dari umur 7 hingga 70 hari sehingga dampaknya berbeda. "Ini kami terus melakukan pantauan di lapangan setiap hari kita terjunkan petugas," paparnya.


Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Erni Kusumawati, mengatakan lahan di 10 kecamatan itu terendam banjir karena berbagai sebab terhitung sejak 2 Februari 2021. Ada yang karena curah hujan tinggi terjadi luapan dan tanggul jebol.


"Ada karena curah hujan tinggi lalu meluap dan tanggul jebol. Misalnya Kecamatan Juwiring itu luapan, Wedi karena luapan, Prambanan dan Trucuk juga karena luapan dan Cawas karena tanggul jebol ditambah persoalan sampah,'" jelas Erni pada detikcom di kantornya.


Kades Sentono, Kecamatan Karangdowo, Mulyono, menambahkan bahwa lahan padinya terpaksa tanam ulang sebagian. Sebab umur padinya yang baru tiga hari ikut terendam. "Baru tanam tiga hari terendam jadi harus tanam lagi dengan bibit baru. Kalau punya warga aman sebab mau tumbuh, yang punya saya tetap saya ganti baru," kata Mulyono kepada wartawan


Hal senada dikatakan Kades Jiwo Wetan, Kecamatan Wedi, Dalikir Robi Nugroho. Menurut Dalikir di desanya ada 26 hektare padi puso akibat terendam banjir. "Kita laporkan Dinas yang puso luasnya 26 hektare dari total luas lahan sekitar 70 hektare. Umur tanaman ada yang baru disiangi sekitar sebulan dan yang mau berbuah," jelas Dalikir.


Puso itu, menurut Dalikir, akibat terendam air jebolan dari Sungai Dengkeng di Desa Pesu. Saat ini kerugian sedang dihitung. "Kerugian nominal sedang kita hitung. Yang jelas padi yang mati harus diganti sebab terendam lebih dari tiga hari," papar Dalikir.


Sebelumnya diberitakan, Lahan tanaman padi seluas 1.074 hektare di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terendam banjir. Peristiwa itu setelah wilayah Klaten diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi dalam empat hari terakhir.


"Data terakhir lahan padi yang terendam mencapai 1.074,1 hektare di 10 wilayah kecamatan. Mudah-mudahan tidak sampai puso," kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Pemkab Klaten, Erni Kusumawati, saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (5/2).



Sumber: detik.com

Belum ada Komentar untuk "119 hektar tanaman padi di Klaten puso terdampak banjir "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel