Kisah Asal Usul Candi Prambanan, Bangunan Tercepat di Dunia

    

Candi prambanan merupakan salah satu candi yang terletak di Indonesia dan merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi. Candi Prambanan juga merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia dan sekaligus menjadi candi terindah di Asia Tenggara serta merupakan bangunan paling cepat di dunia. Candi Prambanan adalah peninggalan budaya dan salah satu aset Indonesia yang tidak dapat dinilai harganya. 

KERAJAAN PENGGING DAN BOKO



Berawal pada suatu ketika di zaman kerajaan dahulu kala di bumi nusantara ini. Tersebutlah dua kerajaan Hindu yang cukup besar di Pulau Jawa. Yakni Kerajaan Pengging dengan rajanya yaitu Prabu Damar Moyo, Kerajaan yang satunya adalah Kerajaan Pengging dengan rajanya Prabu Boko.

Dikisahkan bahwa Kerajaan Pengging adalah sebuah kerajaan Hindu di Jawa yang sangat maju dan rakyatnya pun sangat makmur sentosa. Prabu Damar Moyo yang merupakan Raja Pengging, adalah seorang raja yang sangat baik hati dan bijaksana. Beliau memerintah rakyatnya dengan sangat adil. Hal Inilah yang membuat Kerajaan Pengging menjadi damai dan sangat makmur. Raja Damar Moyo memiliki seorang putra bernama Bandung Bondowoso yang sangat perkasa dan gagah berani.

Sementara di bagian lain lagi, Kerajaan Boko merupakan sebuah keraton yang masih berada di bawah wilayah kerajaan Pengging. Sesuai dengan namannya Keraton Boko ini diperintah oleh seorang raja bernama Prabu Boko. Di ceritakan bahwa Prabu Boko dikenal sebagai seorang raksasa bengis dan kejam berwajah menyeramkan, dan juga gemar memakan daging manusia. Konon Prabu Boko juga sangat dikenal sebagai raja yang lalim, kejam, dan sangat semena-mena dalam memerintah kerajaannya. 

Akan tetapi dibalik wujudnya yang sangat bengis dan mengerikan, ternyata Prabu Boko memiliki seorang puteri yang sangat cantik jelita paras wajahnya. Roro Jonggrang, begitulah nama  Puteri Prabu Boko. Selain memiliki seorang puteri yang rupawan, Prabu Boko juga memiliki seorang patih kepercayaan. Patih tersebut bernama Patih Gupala yang juga berwujud seorang raksasa. 

PEPERANGAN DUA KERAJAAN



Dikisahkan pada suatu ketika Prabu Boko memiliki keinginan untuk memperluas keratonnya dan juga menguasai Kerajaan Pengging yang kala itu menjadi Kerajaan yang sangat kuat. Lalu berundinglah Prabu Boko bersama dengan patihnya yaitu Patih Gupala, serta menyusun berbagai strategi untuk memberontak dan menyerang Kerajaan Pengging. Ketika segala persiapan selesai dan semua kekuatan telah terhimpun, lalu berangkatlah Prabu boko, sang patih, diikuti seluruh pasukan Keraton Boko menyerang Kerajaan Pengging.

Baca juga cerita rakyat
Ande-ande Lumut

Kemudian tentu dapat di duga, sebuah pertempuran sengit pun terjadi. Pertempuran antar dua kerajaan ini berlangsung sangat sengit dan mengorbankan banyak prajurit dari kedua kerajaan tersebut. Tidak sedikit prajurit meregang nyawa, rakyat jelata juga tidak kalah menderita dan banyak juga yang menjadi korbannya. Tak hanya korban jiwa, ternyata perekonomian kerajaanpun menjadi lumpuh, banyak rakyat menderita kelaparan, terserang penyakit, dan lain sebagainya

Mengetahui keadaan yang semakin memburuk ini lalu Prabu Damar Moyo mengutus anaknya yaitu Pangeran Bandung Bondowoso untuk melawan Prabu Boko dan merenggut nyawanya. Mendapat perintah dari sang ayah, berangkatlah Bandung Bondowoso menuju medan peperangan. Pertarungan antara Bandung Bondowoso dan Prabu Boko pun pecah. Dalam pertarungan duel ini akhirnya Pangeran Bandung Bondowoso dapat mengalahkan Brabu Boko dan membunuhnya.

Mengetahui rajanya kalah dan terbunuh, sang Patih Dwarapala pun melarikan diri pulang menuju keraton Boko. Melihat hal itu Bandung Bondowoso tidak tinggal diam, Bandung Bondowoso merasa harus menumpaskan pemberontakan ini sampai tuntas ke akar-akarnya, Ia pun mengejar Patih Dwarapala menuju Keraton Boko. 

Setiba Keraton Boko, sang Patih Dwarapala pun melaporkan apa yang terjadi kepada Puteri Roro Jonggrang. Mendapat kabar bahwa ayahnya telah dibunuh oleh Bandung Bondowoso, Roro Jonggran marah bukan kepalang. Dan mengetahui bahwa Bandung Bondowoso sedang dalam perjalanan menuju keratonnya, akhirnya Roro Jonggrang menyusun siasat untuk menghadapi Bandung Bondowoso. 

BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN

Tatkala Bandung Bondowoso tiba di Keraton Boko, alangkah terkejutnya dia melihat ternyata Prabu Boko mempunyai seorang puteri yang sangat cantik rupawan. Melihat kecantikan Roro Jonggrang yang sangat menggoda, membuat Bandung Bondowoso jatuh hati kepadanya, serta berniat mempersuntingnya.

Saat mengetahui niat dan gelagat Bandung Bondowoso ini kemudian Puteri Roro Jonggrang pun melancarkan siasat yang telah di susun olehnya. Dia mengatakan kepada Bandung Bondowoso bahwa dia bersedia dijadikan isteri Bandung Bondowoso, akan tetapi ada 2 syarat yang harus dipenuhi. Karena terlanjur terpincut dengan Roro Jonggrang yang jelita, Bandung Bondowoso pun tidak kuasa bersedia memenuhi 2 persyaratan tersebut sebelum menikahi Roro Jonggrang.

Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh Bandung Bondowoso tersebut adalah:
1.  Membuat sebuah sumur Jalatunda
2.  Mendirikian 1000 Candi dalam waktu satu malam.

Baca juga tentang Dewi Songgolangit

Pada akhirnya Sang Pangeran pun bersedia memenuhi kedua persyaratan tersebut. Di mulailah dia membangun sumur yang diminta oleh sang putri. Setelah sumur Jalatunda selesai di buat, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk masuk ke dalam sumur tersebut. Ketika Bandung Bondowoso sudah masuk ke dalam sumur Jalatunda, Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupala untuk menimbun sumur dengan tanah dan mengubur hidup-hidup Bandung Bondowoso di dalamnya.

Ternyata usaha Roro Jonggrang dan sang patih tidak berjalan lancar, Bandung Bodowoso dengan mengerahkan ilmu kesaktiannya, telah berhasil menyelamatkan diri keluar dari dalam sumur yang telah di timbun tersebut. Mengetahui bahwa ia di jebak Bandung Bondowoso pun sangat marah kepada Roro Jonggrang dan mendatangi Roro Jonggrang. Akan tetapi berkat kecantikannya dan bujuk rayu Roro Jonggrang, membuat kemarahan Bandung Bondowoso mereda. Dan Bandung Bondowoso bersedia memenuhi persyaratan yang kedua, yakni membangun 1000 candi dalam waktu 1 malam.

Permintaan untuk membangun 1000 candi dalam waktu semalam bukanlah perkara yang mudah bagi Bandung Bondowoso meski ia terkenal sangat sakti. Lantas dia pun mengerahkan segala kekuatannya dan meminta bantuan para Jin untuk membuat 1000 candi untuknya, dan para jin pun bersedia membantu.

Mengetahui bahwa Bandung Bondowoso meminta bantuan jin, Roro Jonggrang yang memang sebenarnya hanya ingin mengalahkan Bandung Bondowoso dan tidak rela bila Bandung Bondowoso bisa menyelesaikan 1000 candi dalam semalam, Roro Jonggrang memutar otaknya dan mengeluarkan siasat yang lainnya. Guna menggagalkan usaha Bandung Bondowoso membangun 1000 candi, ia meminta bantuan para gadis dari keratonnya.

Gadis- gadis itu diperintah untuk membakar jerami dan menumbuk lesung(alat tradisional jawa untuk menumbuk padi). Jerami pun dibakar agar lagit terlihat terang seperti pagi saat matahari mulai terbit. Kemudian lesung-lesung dipukul agar ayam berkokok pertanda pagi sudah tiba. 

Saat mendengar suara lesung-lesung yang dipukuli, maka ayam-ayam jantan pun bangun dan mulai berkokok semua karena mengira bahwa pagi telah tiba. Sementara para jin yang sedang bekerja membangun candi melihat langit mulai terang dan ayam-ayam jantan mulai berkokok-kokok, juga mengira bahwa hari telah pagi. Mengetahui pagi telah tiba mereka pun menghentikan pekerjaan mereka membangun candi. 

CANDI SEWU DAN MITOSNYA

Melihat para jin yang tiba-tiba berhenti bekerja karena di kira hari telah pagi, Bandung Bondowoso pun terkejut dan curiga dengan yang terjadi. Lalu Bondowoso memanggil Roro Jonggrang untuk menghitung seluruh candi yang telah jadi dibangun tersebut. Setelah dihitung jumlahnya, ternyata candi yang telah selesai dibuat hanya berjumlah 999 buah. 

Menyadari tipu muslihat dari Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun murka dan akhirnya mengutuk Puteri Roro Jonggrang menjadi candi yang ke 1000. Sungguh ajaib, seketika itu juga tubuh Puteri Roro Jonggrang berubah menjadi patung batu. Bukan hanya itu saja Bandung Bondowoso juga mengutuk para gadis yang telah membantu muslihat Roro Jonggrang menjadi perawan tua dan seumur hidup mereka tidak pernah menikah. 

Semenjak saat itulah Candi Prambanan mulai dikenal masyarakat, dan 100 candi yang berada di sekitarnya. Selain itu Candi Prambanan juga dikenal dengan Candi Sewu. Kata Sewu jika dalam bahasa Indonesia berarti seribu. Mitos juga mengatakan bahwa, barang siapa ada sepasang kekasih yang mengunjungi Candi Prambanan Yogyakarta maka diyakini pasangan kekasih itu tidak akan langgeng hubungannya, konon mereka akan berpisah. Inilah Sejarah Candi Prambanan dan Kisah Roro Jonggrang,.

Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Asal Usul Candi Prambanan, Bangunan Tercepat di Dunia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel